Wednesday 27 February 2019

Bimbingan Perkawinan - Generasi Berkualitas #4



Untuk mewujudkan generasi berkualitas, para orang tua harus memahami hak-hak anak, sehingga pola asuh dapat disesuaikan dengan kondisi psikologis anak. Banyak org tua gagal mendidik anak menjadi lebih berkualitas gara-gara mereka tidak memahami hak-hak anak.

Hak anak adalah segala sesuatu yang seharusnya didapatkan sejak lahir. Hak anak ini melekat dalam diri anak sebagai Hak Asasi Manusia. Orang tua harus tahu dan memahami hak anak sebagai dasar pengasuhan dan pendidikan dalam keluarga.

Prinsip dasar hak anak adalah (1) anak tidak boleh dibeda-bedakan hanya karena perbedaan jenis kelamin, agama, suku, ras & budaya. (2) hal terbaik buat anak harus menjadi pertimbangan. (3) anak tetap untuk hidup & berkembang sebagai manusia dengan baik. (4) anak harus dihargai & didengar pendapatnya.

Beberapa contoh hak anak yg perlu dipenuhi: (1) hak mendapatkan identitas. (2) mendapatkan perlindungan & keamanan. (3) diasuh penuh kasih sayang. (4) mendapatkan pendidikan yg baik. (5) mendapatkan perawatan & pelayanan. (6) bermain, beristirahat, dan rekreasi sesuai usianya.

Dalam UU No 23 th 2002 tentang Perlindungan Anak, disebutkan bahwa anak berhak mendapatkan perlindungan dari: diskriminasi; eksploitasi baik ekonomi maupun seksual; penelantaran; kekejaman, kekerasan dan penganiaan; ketidakadilan; dan perlakuan salah lainnya.

Lalu apa peran dan tanggung jawab orang tua? Setiap orang tua bertanggung jawab atas anaknya sebagai amanah dari Allah. Setiap perilaku orang tua kepada anaknya akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak. (QS: Al-Tahrim: 6).

Pola asuh anak adalah cara, gaya, dan sikap orang tua dalam mengasuh anak sehari-hari. Pola asuh meliputi cara orang tua dalam berkomunikasi dan berinteraksi; bagaimana sikap orang tua menerapkan aturan, merespon perilaku anak, bagaimana mengajarkan kemandirian dan disiplin.

Jenis pola asuh ada 3. Pertama, otoriter. Cirinya adalah sikap orang tua yang terlalu tegas & tanpa menghargai anak. Orang tua otoriter cenderung memaksa anak ikuti kehendak dan aturan yang kaku. Dampaknya anak merasa tertekan, tidak PercayaDiri, cenderung agresif dan tidak terampil mengambil keputusan.

Kedua, pola asuh permisif. Cirinya, orang tua tidak tegas & cenderung serba boleh. Orang tua tidak beri batasan jelas & tegas tentang berbagai aturan perilaku. Dampak negatifnya anak tumbuh menjadi pribadi yg suka memaksakan kehendak, mau menang sendiri, kontrol diri kurang, & krg bertanggung jawab.

Ketiga, demokratis. Cirinya, orang tua tetap tegas tetapi menghargai anak. Orang tua demokratis bersikap hangat, mendengarkan & mampu memahami perasaan anak. Hasil dari pola asuh ini anak akan tumbuh menjadi pribadi yang Percaya Diri, mandiri, memiliki kontrol diri yang baik, dan bertanggung jawab.

Anak adalah cerminan dari orang tua. Apa yang dilakukan orang tua akan ditiru oleh anak. Dalam teori psikologi, anak akan tumbuh kembang seperti orang yg paling dekat & membersamai dengannya, karena anak adalah makhluk peniru yang paling ulung. Wallahu a'lam.

> Bersambung...

No comments:

Post a Comment

Postingan Populer