Untuk mewujudkan generasi berkualitas akan nampak lebih nyata setelah anak lahir. Pendidikan usia dini (0-6) merupakan pondasi bagi generasi masa depan yang berkualitas. Pada masa ini pulalah pembiasaan sikap dan karakter positif dibentuk.
Pertama, faktor genetis (bawaan), meliputi bentuk fisik, daya tahan tubuh, termasuk sifat/temperamen dan aspek emosi.
Kedua, faktor lingkungan yang mempengaruhi sejak dalam kandungan, seperti gizi ibu, kesehatan ibu, termasuk stres yang dialami ibu. Pasca lahir, meliputi: gizi, kebersihan, kasih sayang ortu, stabilitas rumah tangga, dll.
Pada umumnya, anak memiliki karakteristik sama, yaitu:
(a) Unik.
Tak ada satupun individu yg terlahir sama, meski kembar identik sekalipun. Mereka memiliki minat dan ketertarikan berbeda, gaya belajar berbeda, dll, sehingga pola mendidik untuk setiap anak tidak bisa disamakan.
(b) Aktif.
Anak usia dini yang sehat akan selalu ceria dan aktif bergerak. Mereka senang berlari, melompat dan melakukan kegiatan fisik lainnya. Mereka belum bisa fokus atau duduk tenang dalam waktu lama. Mereka tertarik dengan aktifitas menyanyi, menari, dan bermain peran.
(c) Rasa Ingin Tahu.
Anak-anak menunjukkan ciri rasa ingin tahu yang tinggi, khususnya bagi anak yang sudah dapat bicara. Menyukai bongkar pasang, suka menyentuh yang mereka belum diketahui. Kemampuan berpikir mereka sangat pesat.
(d) Imajinasi.
Pikiran anak-anak penuh dengan daya imajinasi, suka mengkhayal. Seringkali pikiran mereka tidak masuk akal. Mereka memiliki bayangan dan pikiran menurut dunianya sendiri, bahkan terkadang bicara sendiri untuk mengekspresikan pikirannya.
Prinsip-prinsip belajar dan mendidik anak yaitu:
Meniru.
Anak belajar dari contoh, sehingga orang tua harus bisa jadi teladan bagi mereka karena sering berada di rumah. Keteladanan menjadi kunci dalam pendidikan anak di rumah.
Belajar adalah proses. Belajar membutuhkan kesabaran dan waktu panjang. Bagi anak mempelajari sesuatu tidak cukup sekali, lalu jadi. Dibutuhkan pengulangan, misalnya menanamkan sikap hidup bersih dengan membuang sampah pada tempatnya. Dibutuhkan pembiasaan secara konsisten.
Menyenangkan. Dunia anak adalah bermain, sekaligus sebagai media belajar. Belajar sambil bermain, atau bermain sambil belajar hingga mereka senang dan memahami pelajaran dengan baik.
Bertahap (gradual). Setiap anak yang bertambah usia, maka kemampuan mereka juga bertambah. Anak belajar secara bertahap sesuai dengan usia dan kematangan. Sebagai orang tua perlu memberikan rangsangan sesuai dengan usia dan kematangannya.
Pengulangan. Dalam proses belajar anak dibutuhkan repetisi (pengulangan). Semakin sering mengulanginya, semakin kuat dia menguasainya. Salah satu proses belajar anak secara cepat (efektif) adalah pembiasaan, terutama pembiasaan yang baik dan menyenangkan. Wallahu a'lam.
>Bersambung
No comments:
Post a Comment